Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘1’ Category

Alhamdulillahirobbil’alamiin

Sampai juga di titik ini. Tak pernah menyangka bisa sejauh ini. Walau kerja belumlah selesai. Ada senyum lega dan gurat bahagia di perjalanan pulang, karena Allah selalu memberi yang terbaik.

Kemarin, saat berangkat hanya bermodalkan niat baik, tanpa beban. Serahkan saja pada Allah. Tak perlu bersangka-sangka.

Dan lagi-lagi, Allah tak pernah mengecewakan hambaNya.

Bagai rinai yang menganak sungai…

saat seorang kakak sekali lagi mengingatkan, siapakah aku? dan hendak kemana?

Ah..aku hanya sedang bertanya, sudahkah berada di jalan yang benar…

Semoga kami semua senantiasa mengingatnya..sudahkah kami di jalan yang benar..

Tuntun kami Ya  Robb…luruskan niat kami, satukan hati-hati kami agar kelak kami beroleh kesempatan mendapat naunganMu di hari tiada naungan selain dariMu..

 

Read Full Post »

anak-anak dalam puisi ayah

*Umar Bahauddin Al Amiri

 

di mana kegaduhan merdu

di mana kebisingan syahdu

di mana belajar yang selalu diselingi senda gurau

di mana masa kanak-kanak yang membara

di mana boneka dan buku-buku yang berserakan di atas lantai

dimana rengekan yang tak bermaksud

dimana pengaduan yang tak bersebab

dimana tangis dan tawa

dimana duka dan ceria

yang bersatu dalam satu masa

dimana perebutan untuk duduk di sampingku

ketika mereka akan makan dan minum

mereka saling berdesakan untuk duduk di sisiku

dan dekat denganku di mana saja mereka bergerak

dengan dorongan fitrah mereka menuju kepadaku

pada saat mereka takut dan senang

ketika mereka riang

senandung mereka adalah “Ayah”

ketika mereka marah

ancaman mereka adalah “Ayah”

ketika mereka jauh

bisikan mereka adalah “Ayah”

ketika mereka dekat

ratapan mereka adalah “Ayah”

kemarin mereka memenuhi rumah kita

sayang, sekarang mereka telah pergi

seakan-akan kesunyian itu menimpakan bebannya yang berat ke dalam rumah ini

ketika mereka pergi

sunyinya rumah ibarat tenangnya orang sakit

seisi rumah diselimuti kesedihan dan kelelahan

mereka telah pergi

ya, mereka telah pergi

namun, tempat tinggal mereka adalah hatiku

mereka tidak jauh, meskipun tidak pula mereka dekat

ke mana saja jiwaku berpaling

ku selalu melihat mereka

kadang mereka diam

kadang mereka lompat

di dalam benakku

di dalam rumah yang tak pernah mengenal lelah ini

masih kurasakan senda gurau mereka

masih kulihat pancaran sinar mata mereka

ketika mereka berhasil

masih kulihat linangan air mata mereka

ketika mereka gagal

di setiap sudut rumah

mereka tinggalkan suatu kesan

di setiap pojok rumah

mereka tinggalkan kegaduhan

aku melihat mereka

pada kaca-kaca jendela yang mereka pecahkan

pada dinding-dinding yang mereka lubangi

pada pegangan pintu yang mereka patahkan

pada daun pintu yang mereka gambari

pada piring-piring yang ada sisa-sisa makanan mereka

pada bungkus permen yang mereka lemparkan

pada belahan apel yang mereka sisakan

pada lebihan air yang mereka tumpahkan

ke mana saja mataku memandang

ku selalu melihat mereka

bagaikan sekumpulan burung dara yang terbang melayang

kemarin mereka singgah di Qornail

sekarang mereka di dekap Halab

air matalah yang aku tahan dengan tabah

ketika mereka bertangisan pada saat mereka pergi

hingga ketika mereka bertolak

mereka telah merenggut jantung dari rongga dadaku

kudapatkan diriku bagaikan seorang bocah

yang penuh dengan perasaan

air mataku jatuh tertumpah bagaikan air bah

kaum wanita akan merasa heran

bila melihat seorang lelaki menangis

lebih heran lagi jika aku tidak menangis

tak selamanya tangisan itu kelemahan

aku, dan di dalam diri ini ada keteguhan lelaki, adalah seorang ayah

 

*mata menggembung dan hati gerimis…fUr my luvly, luvly, luvly ‘Beh’

Read Full Post »

dzulhijjah tahun ini

robi’ul awal..

robi’ul akhir..

rajab…sya’ban…ramadlan…

syawal..

dzulqodah

dzulhijjah 1431 H – MUHARAM 1432 H

<  <  <<<flashback < < <<

Dzulhijjah…

begitu banyak doa tersemat

begitu banyak mimpi tercanang

begitu banyak ingin berbatas

ketika dikatakan fitnah itu lebih kejam daripada mengambil jiwa yang bukan haknya..

mengapa hanya terpikir tentang fitnah yang keluar dari mulut mereka??

Sungguh fitnah dalam hatiku lebih menyesakkan dari apa yang mereka katakan.

Rabb, hamba berlindung padaMu dari berhala-berhala dunia

sucikan..

luruskan..

billah……lillah……

Read Full Post »

skipper

aku buta aksara saat membacamu

aku hilang arah saat menjangkaumu

Membacamu bagai membaca kitab tak berharokat, penuh sangsi, sandi tak berkunci

Menjangkaumu bagai menjangkau fatamorgana, peta buta, sungai tak bermuara

Tapi engkaulah kata pertama dalam eja kosakataku

harf nan awal tuk menjangkau makna

Kau pula matahari

kukejar dan kuhalau saat mendung dan terik hati

Kau adalah asa dan mimpi

Dan kini menjelma jadi akhir destinasi

Maka bilakah aku bertanya?? jika sapa tak kunjung niscaya

Read Full Post »

cukup

lagi-lagi 1 bendel kertas terbakar…

harus berapa lagi yang gugur Ya Rabb…?

Berharap ini yang terakhir

Setelah sujud-sujud malam yang panjang

Read Full Post »

again..

meskipun lidahku telah mampu menguraikan,

namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang…

sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya…

kata-kata pecah berkeping-keping

begitu sampai kepada cinta….

**

*Rumi mode on…

Read Full Post »

hujan dan jeruk

Kebencianku padamu, sama seperti kebencianku pada hujan

Kemarahan yang pada akhirnya akan kurindukan juga

saat kemarau gersangkan jiwa

dan akhirnya padamkan jua

**

Aku bahkan tak berani menterjemahkan perasaanku padamu

dan ku yakin tak kan pernah bisa

Karena kuyakin ini lebih bening …..dari apa yang biasa dikatakan mereka sebagai cinta

Mungkin jika manusia menciptakan satu kata di atas kata cinta…

**

Kecemburuanku bukan karena ku takut ada orang lain di hatimu

Tapi kusadar, bahwa aku harus berbagi dirimu

Dan itu aku tak mau

**

Tapi kuyakin, aku tak jatuh cinta padamu

Karena jika ku jatuh cinta padamu

pastinya itu sudah terjadi semenjak dulu

Dan pastinya kau sudah terluka karena cintaku

Yang membuat basah karena marah!

untuk kemudian mendendam kerinduan saat terik hati…

**

Aku menyayangimu

seperti aku menyukai jeruk

yang asamnya membuat ku berkerut dan bergidik

untuk kemudian memasukkannya bulat-bulat dalam mulutku

**

Mungkin itu sebabnya perasaanku padamu tak bersyarat

Karena kau sudah cukup bagiku. Cukup; tidak kurang tidak lebih

untuk menjadi sahabat bagiku

*dini hari, 2008; puisi jadul 2 tahun yang lalu

Read Full Post »

pliss…

berharap hari ini segalanya berjalan lancar…memperbaiki segala sesuatunya…mendapat hasil yang lebih baik lagi….bismillahirrahmaanirrahiim….

Read Full Post »

malu

dari balik tabir wajahmu bicara

tentang cinta dan cita masa depan

namun hanya sesaat

saat pandang mata siratkan hasrat yang sama

kita tertunduk karena norma dan debur rasa

tapi ku yakin, hati kita masih mengeja

kata yang sama

Lalu angin baurkan aroma rindu jiwa kita

berkelindan menguap di udara

pecah menjadi butir-butir pelangi penuh cinta

yang menghambur pada setiap lekuk semesta

menjadi doa penuh harap, tertaut dalam kalimat tauhidNya

Read Full Post »

sugeng tindak nggih pakde..:(

duka itu singkat

luruh oleh derasnya airmata

tapi kerinduan itu panjang…

tak lekang oleh waktu dan zaman

Read Full Post »

Older Posts »